Exskutip

 
Soeharto Politisi Tentara
Soeharto adalah presiden Kedua Republik Indonesia yang memegang tampuk kekuasaan pada tahun 1966. Karir soeharto dimulai dari jalur militer yaitu pada tahun 1940 sebagai murid sekolah tentara bentukan Belanda. Pada tahun 1948 Soeharto yang sudah menjadi letnan kolonel menumpas pemberontakan Andi Azis di Mataram. Soeharto juga berperan dalam pendudukan kembali kota Jogjakarta selama 6 Jam pada serangan umum satu maret.

Soeharto dipercaya menjadi aktor intelektual dibalik peristiwa revolusi , pergolakan dan penumpasan komunis pada tahun 1966-1970 yang diduga mengakibatkan kematian Jutaan warga yang tidak bersalah.

Selepas pergolakan politik besar pada tahun 1960an, soeharto membawa kestabilan serta pertumbuhan politik, sosial dan ekonomi berkepanjangan yang membawa Indonesia sebagai macan Asia.

Kehidupan romansa Soeharto dengan Rahayu Effendi juga pernah dibahas dan menghebohkan seantero Indonesia. Hubungan ini disebutkan berbuah seorang artis laga terkenal tahun 1980-1990 an.

Kekuasaan Soeharo berakhir dengan pernyataan mundurnya pada bulan mei 1998, kesehatan Soeharto terus menurun sejak itu dan pada akhirnya wafat pada tahun 2008
Kontroversi Soeharto belum berakhir juga dengan usaha pengajuan sebagai Pahlawan Pembangunan oleh mantan Partai dan keluarganya. Sumber: http://politik.kompasiana.com


Pak SBY Nyanyi Dangdut?
Lagu dangdut bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi hiburan tersendiri. Walaupun mendapat serbuan musik beraliran rock, pop, jazz maupun lainnya, musik dangdut masih menjadi primadona di seluruh pelosok Indonesia.

Bahkan di luar negeri, misalnya Jepang, dangdut begitu populer. Rhoma Irama pun beberapa kali tampil menghibur warga Matahari Terbit. Diskotik di Jepang pun memutar lagu-lagu dangdut. Mereka pun biasa menikmati goyangan musik dangdut.

Ada anggapan, musik dangdut: musik kampungan, tidak bermutu. Apakah pendapat ini benar? tidak juga. Sewaktu Orde Baru, Mensesneg Moerdiono termasuk penggemar dangdut. Selain itu, ada Basofi Sudirman saat menjabat gubernur Jawa Timur meluncurkan album dangdut. Lagunya yang berjudul “Tidak Semua Laki-Laki” beberapa kali menjadi top hit di radio maupun TVRI.

Sekarang ini, Indonesia dipimpin Presiden SBY. Presiden kelahiran Blitar ini suka akan musik, tapi kelihatannya musik aliran pop. Saat kampanye Presiden 2005, Pak SBY begitu mahir dan merdu menyanyikan lagu “Ada Pelangi di Matamu”.

Saya tidak pernah melihat dan mendengar Pak SBY menyanyikan lagu dangdut. Ada apa gerangan? Biasanya kalau mendengar lagu dangdut penontonnya bergoyong. Begitu pula kalau pak SBY nyanyi dangdut bisa-bisa rakyat menggoyang terus. Goyang terus sampai 2014. Apa begitu pak SBY?

Bisa jadi, ini menunjukkan perhatian Pak SBY terhadap orang kecil kurang. Lho dari kesukaan rakyatnya saja tidak suka, apalagi yang lainnya. Halah…lagu kok bisa nyerempet kemana-mana sih…

Salam Goyang Dangdutsalam kompasiana Sumber : http://hiburan.kompasiana.com/musik

 
Jum'at, 12 Februari 2010 15:50
Tahlilan 40 hari Gus Dur (II)
Acara tahlilan tidak berhenti pada penyerahan buku saja. Panitia rupanya memutar film repertoar perjalanan Gus Dur dalam film documenter sepanjang 10 menit. Dilanjutkan dengan penampilan para seniman: Ebiet G. Ade, Romo Mujdi Sutrisno, Sam Bimbo, dan Acep Zamzam Noer.

 "Ketika engkau datang menawarkan gagasan, kulihat di matamu tak ada yang kau sembunyikan.  Aku mulai bertanya di mana cakrawala, langit seperti tak cerah tatkala engkau tersenyum," demikian petikan lirik lagu Ebiet G. Ade, seolah menggambarkan pribadi Gus Dur.  


Ebiet juga menyanyikan lagu  Titip Rindu Buat Ayah. Lagu ini khusus dinyanyikan Ebiet karena teringat janjinya kepada Gus Dur saat keduanya bertemu di acara penganugerahan Guru Besar untuk Quraish Shihab pertengahan tahun lalu di UIN Jakarta-Gus Dur menagih Ebiet untuk menyanyikan lagu tersebut tapi ia lupa. "Pada waktu itu saya sempat mengatakan bahwa saya berjanji, Insyaallah, saya akan menyanyikannya untuk GD. Tapi Tuhan rupanya belum mengizinkan saya untuk menyanyi di hadapan beliau secara harfiah. Semoga saja nyanyian saya malam ini, sampai melalui kita semua," terangnya sebelum mulai memetik gitar.

Selain mengucapkan duka cita mendalam, Ebiet juga menghaturkan terima kasih kepada Shinta Nuriyah karena Gus Dur pernah memberinya doa yang terus diamalkannya sampai kini. "Dan itu membawa keterangan yang luar biasa," katanya.  


Rm Muji Sutrisno menceritakan kenangannya yang paling mendalam terhadap Gus Dur. Yakni, pertemuan di  Gedungsongo, Ambarawa bersama tokoh lintas agama lainnya seperti Th Sumartono (alm.) dan Ibu Gedong di. "Romo Mangun, Romo Muji, dan saya itu berbeda agama tapi kita satu dalam keimanan. Dalam religiusitas, dalam keimanan kita satu," kata Romo Muji menirukan ucapan Gus Dur di depan umum ketika itu. Akan tetapi, menurut Romo Muji, tidak semua orang bisa seperti Gus Dur karena mereka hanya having religion, beragama, bukan being religious, menghayati keimanan.


Romo Muji membacakan puisi pendeknya yang ditulis pada tanggal 30 Desember lalu-untuk memperingati 27 penhabisannya sebagai Romo, dan ternyata berbarengan dengan meninggalnya Gus Dur. "Gus Dur pulang, Rembang petang, Merah putih setengah tiang, Engkau pulang," katanya.  


Puisinya kedua dari Romo Muji berbahasa Jawa yang ditembangkan dengan irama tertentu. Intinya, tentang pluralisme. "Kita ini seumpama perahu di tengah samudra, mencoba meneruskan pikiran GD. Dan pikiran itu adalah, seperti malam hari ini, kita merasa berdoa dengan beragama doa, tapi tujuan kita mendengarkan semua doa itu dan kita merasa nyaman," jelasnya. Itulah yang disebut pluralisme yang diamalkan hari ini.

Sam Bimbo menyanyikan lagu istimewa, "Innalillahi" (Kepada-Nya Kita Kembali, Red.), yang bercerita tentang kepulangan makhluk kepada Tuhannya, juga tentang duka cita.

"Waktu Gus Dur kedengaran sakit, masuk rumah sakit, saya ke studio membuka-buka file dari hard disk, saya mencari lagu dan ketemu lagu berjudul Innalillahi," kata pentolan grup Sam Bimbo tentang lagu ini yang sudah dirintisnya dua atau tiga tahun laku itu. Waktu itu, kata Sam Bimbo, dia merasa tidak enak seperti merasakan bahwa Gus Dur akan berpulang. Dan benar, ternyata begitu lagu tersebut diketemukan, datang telepon yang membenarkan perasaannya itu.


Lagu ini juga aneh bagi Sam. "Waktu kami rekam, karena kepepet waktu, akhirnya yang menyanyikan adalah paduan suara Unpad. Dan paduan suara Unpad itu, mahasiswanya ada yang beragama Islam, Katolik, Protestan. Jadi itu pas buat GD, tokoh dari pluralism," tambah Sam yang bertemu Gus Dur di acara Tamaddun Islam di Malaysia pada tahun 1992 itu. Ia juga mengingatkan bahwa kita semua adalah titipan, termasuk Gus Dur, yang akan kembali kepada-Nya suatu saat nanti melalui lagu keduanya,

"Barang Titipan".

Penampilan ditutup dengan puisi Acep Zamzam Noer. Pegiat komunitas Azan di Tasikmalaya itu mengaku tak pernah dekat secara pribadi dengan Gus Dur, tetapi selalu mengikuti pemikiran Gus Dur meskipun dari jauh. Tentu saja ia sedang merendah-Acep adalah putra KH Ilyas Ruhiyat, sosok ajengan dari Pesantren Cipasung Tasikmalaya yang dekat dengan Gus Dur terutama semasa keduanya memimpin NU (NN).Sumber: gusdur.net.

Megawati Soekarnoputri
Cinta Hampa Mega
Jakarta, 27 Januari 2002 01:04

Sambil mengayun-ayunkan badan mengikuti alunan lagu, Presiden Megawati Soekarnoputri berdendang di depan tamu-tamunya. Cinta Hampa, lagu Melayu klasik dari era 1950-an, dinyanyikannya sambil menebar senyum. Mega tampak larut dalam suasana gembira, Rabu malam pekan lalu, ketika ia merayakan ulang tahunnya yang ke-55.

Agar tak mengundang heboh, ia merayakannya dengan cara biasa. Siang hari, ia mengajak anak jalanan dan pengamen makan bersamanya di Kantor Pusat PDI Perjuangan, di Pecenongan, daerah jalanan, malam harinya ia menggelar pesta di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

Ia memilih cara praktis. Tenda dihamparkan di depan garasi, dan di situlah para tamu berkumpul dan menyaksikan nyonya rumah meniup lilin. Para tamu kemudian dihibur dengan lagu-lagu yang diiringi organ tunggal. Megawati pun menyanyi setelah dibujuk-bujuk tamunya.

Tak tanggung-tanggung, ia menyanyikan tiga lagu yang semuanya lawas : Sabda Alam, Cinta Hampa dan My Way. Untuk lagu yang keduanya itu, rupanya sudah ada persiapan. Menjelang ia menyanyi, sret... contekan syair lagu keluar dari Nendra, keponakannya, anak Sukmawati Soekarnoputri. Nendra lalu menemani budenya berduet. ''Ini lagu wajib,'' kata Bu Presiden tentang lagu favoritnya itu.

Tapi yang paling menarik adalah saat Mega mengakhiri lagu Cinta Hampa. Bak penyanyi pro, ia mengulang tiga kali endingnya.. betapa sakitnya hati kecewa...karena harga...eh cinta.
[Apa Siapa Gatra Nomor 11 Tahun ke VIII, Beredar 28 Januari 2002] http://arsip.gatra.com/2002-01-27/artikel.php?id=14892

Habibie Duet Dengan Zetayu Nyanyikan Sepasang Mata Bola
Tribun Jogja - Sabtu, 5 Februari 2011 15:37 WIB

Laporan Reporter Tribun Jogja, Muhammad Fatoni
BANTUL – Anggota Kelompok Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Sunshine Voice UMY, Zetayu Vinata Meriel,  merasa mendapat kehormatan mengiringi BJ Habibie untuk bernyanyi. Ia didaulat menjadi pasangan duet mantan presiden RI tersebut menyanyikan tembang Sepasang mata bola, Sabtu (5/2/2011).

"Ngga ada rencana sebelumnya, tadi permintaan khusus dari pak rektor," ujar Zeta, sapaan akrabnya.

Namun mahasiswi ilmu pemerintahan ini tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya bisa bernyanyi bersama Habibie. Meskipun ia harus bekerja keras menghapal tembang kenangan tersebut.

Zeta menceritakan awalnya lagu sepasang mata bola hanya dinyanyikan untuk menyambut kedatangan Habibie. Dalam gladi resik yang dilaksanakan Jumat sore kemarin, rencananya lagu tersebut dinyanyikan secara kelompok oleh PSM Sunshine.

"Tadi tiba-tiba pak rektor meminta saya untuk mengiringi beliau (Habibie, red) nyanyi, karena itu lagu favoritnya,"tambah Zeta.

Sebelumnya Zeta mengaku sama sekali tidak mengetahui lagu kenangan tersebut. Sejak kemarin ia bersama kelompok PSM Sunshine membutuhkan waktu dua jam untuk menghafal lagu perjuangan itu.

"Pak Habibie kan tidak begitu hapal syair lagunya, jadi saya hanya membantu beliau,bangga banget rasanya," lanjut mahasiswi angkatan 2009 ini.

Zeta menambahkan ia tidak akan melupakan pengalaman yang sangat berharga tersebut. Ini pertama kalinya ia berduet dengan seorang tokoh besar sekaligus sosok yang ia kagumi.

"Apalagi tadi Pak Habibie sempat menyalami saya dan menganggap sebagai cucunya,rasanya seneng banget,"imbuhnya.

Dimata Zeta, BJ Habibie adalah sosok jenius dan pemikir Indonesia yang hingga kini belum ada yang bisa menyamainya. Meskipun kini mantan orang nomor satu di Indonesia ini telah berusia 75 tahun, menurut Zeta Habibie tetap memiliki semangat yang tinggi.

"Saya makin termotivasi setelah mendengar orasi dari beliau hari ini,"pungkas Zeta. (*) Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2011/02/05/




 
Si Jambul Yang Melejit Lewat ?Gang Kelinci?
JAKARTA –  Satu lagi penyanyi serbabisa Tanah Air dipanggil Tuhan YME. Adalah Lilis Suryani, penyanyi lawas yang melejit lewattembang “Gang Kelinci”. Lilis meninggal akibat sakit yang sudah lamadideritanya. 

Kepergian Lilis tentu membawa kenangan tersendiri bagi parapemerhati musik Tanah Air. Namun, bagi generasi MTV, mungkin tidak banyak yangtahu penyanyi bernama Lilis Suryani. Ciri khasnya “rambut jambul” dengan suarayang tak pernah berubah dari pertama kali rekaman sampai usia senjanya.

Lalu siapakah Lilis Suryani yang sampai usia 58 tahun, masihpiawai menyanyi dengan suara yang nyaris tidak ada bedanya? Lilis Suryani lahirdi Jakarta, 22Agustus 1948. Sejak kecil, Lilis sudah bercita-cita jadi penyanyi terkenal.Kabarnya, setiap ada kesempatan nyanyi, Lilis tak pernah lewatkan kesempatanuntuk memamerkan suaranya.

Meski kerap bergaya bak penyanyi terkenal, tak urung Lilisremaja terkejut pula ketika mendapat tawaran rekaman pertama kali. Tawaran itudatang tahun 1962, kala itu umur Lilis sekitar 16 tahun. Yang mendapat tawaransebenarnya bukan Lilis langsung tapi Mus K Wirya yang memimpin band Gita Rama,tempat Lilis menjadi vokalisnya. Saat menerima tawaran itu, band ini terikatkontrak di Wisma Nusantara Jakarta.

Lilis mendapat kesempatan untuk menyanyikan dua lagu, dandipilihnya “Cai Kopi” ciptaan Mus K. Wirya dan “Di Kala Malam Tiba” ciptaanLilis sendiri. Dua lagu karya sendiri itu mendatangkan sukses besar untukIrama, label dan produsernya. Tak cuma itu, Lilis yang masih sekolah di kelas 1SKP Budi Utomo mendadak menjadi terkenal dan punya banyak penggemar.

Beberapa label, salah satunya Bali Record, tertarik dengansuaranya untuk membuat beberapa LP dengan orkes besar iringan Idris Sardi padarentang waktu 1963 sampai 1965. Kemudian Lilis juga menerima kontrak denganRemaco selama dua tahun. Band pengiringnya di label ini adalah Pantja Nadapimpinan Enteng Tanamal. Pada masa inilah, Lilis Suryani melejit salah satunyadengan hits “Gang Kelinci” ciptaan Titik Puspa. Lilis juga merambah ranahmelayu ketika bareng Orkes Melayu [OM]Pangeran Muda pimpinan Zakaria, Lilis mencoba bergambang-kromong bareng SuhaeriMukti. Semula tawaran membawakan gmabang kromong itu diberikan kepada BenyaminSueb, tapi karena Benyamin menolak, akhirnya Lilis Suryani mencobanya.

Cukup sukses, karena beberapa lagu seperti “Sayur Asem” dan“Ketipang Balong” cukup dikenal pada waktu itu. Lilis Suryani memutuskanberhenti setelah menyelesaikan sekiyar 20 LP. Alasannya? Banyak penyanyi lain yang latah mengikuti gaya dan pilihan bermusiknya.

Lilis kemudian memilih mempersiapkan band wanita denganbeberapa rekan perempuannya seprofesi. Tahun 1972, “The Female” [Band] lahir.Sayangnya, band yang semua personilnya cewek ini hanya bertahan dua tahun. Tahun 1974, band ini bubar karena kesibukan pribadi personelnya.

Lilis juga berperan melahirkan Papiko [Persatuan ArtisPenyanyi Ibukota] pimpinan Titik Puspa. Lilis kebagian peran sebagai bendahara.Pada tahun 1981, Lilis juga membidani lahirnya BKSI [Badan Koordinasi Seniman Indonesia]Kostrad. Sekedar informasi, pada era orde baru, nyaris semua artis dan penyanyimemang "harus dekat" dengan penguasa.

Seperti yang dirilis Tembang.com, Lilis Suryanipernah terpilih sebagai artis dan penyanyi kesayangan di rentang 1963-1966lewat angket siaran ABRI di RRI. Waktu itu dua lagu ciptaannya, “Paduka YangMulia” dan “Muhibah” cukup sering diputar di RRI. Lucunya, menurut Lilis,setiap nyanyi di Istana, Bung Karno selalu menyuruhnya lagu lain. Padahal,masih menurut Lilis, lagu “Paduka Yang Mulia” sengaja dibuatnya untuk Bung Karno.

Seperti penyanyi lainnya, Lilis juga beredar dari satu kota ke kotalainnya. Konon, untuk ukuran dalam negeri, Papua dan Ambonsaja yang belum pernah disambanginya. Luar negeri pun, Lilis "baru"menginjak Singapura, Malaysia, Hongkong, Pilipina, danJepang. Malah di Singapura, Lilis sempat merekam 3 LP tahun 1969 di bawah labelPhilips Singapura.

Begitulah sekelumit kisah dari pengusung tembang “Gangkelinci”. Meski telah tiada, namunkontribusinya di bidang musik tak akandilupakan begitu saja. Selamat jalan Lilis. Semoga amal dan ibadahnya di terimaTuhan YME.  (via) Summber : http://news.okezone.com/read/2007/10/08







Foto Ibas dugem dengan BCL (Bunga Citra Lestari) di Australia. Foto 

isu tentang Adi Baskoro/ Ibas putra bungsu dari presiden SBY sedang dugem di Australia. Foto ini telah beredar di internet dan menjadi bahan perbincangan. Namun foto mirip Ibas tersebut dengan tegas dibantah oleh Ibas, foto tersebut bukanlah dugem melainkan kegiatan sosial.

"Itu hanya gosip," ujar calon menantu Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa ini singkat sambil berjalan memasuki Ruang Sidang Paripurna, Gedung Nusantara II DPR, Jakarta, Senin (9/5/2011). sumber: kompas.