10.23.2016

Ahmad Dhani: Menurut Saya Yang Bela Ahok Tolol

Bagai air dan api, perseteruan antara Ahmad Dhani dan Ahok seakan tak kunjung berakhir. Bahkan, Dhani pun kerap menyindir Ahok secara langsung maupun lewat social media. Seperti yang terbaru, ia pun memberikan konfirmasi mengenai cuitannya di Twitter tentang Ahok.
"Iya, karena menurut saya yang bela Ahok tolol emang. Udah jelas dia menistakan agama kok dibela. (Soal demo kemarin) Pendapatnya, ini ujian buat Pemerintah. Kalo Pemerintah nggak memenjarakan ahok, berarti Pemerintah gagal. Dalam artian menegakkan keadilan," ujar Dhani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (16/10).
Bagi Ahmad Dhani, sebuah kegagalan apabila Pemerintah tidak memenjarakan Ahok © KapanLagi.com/Budy Santoso
Bagi Ahmad Dhani, sebuah kegagalan apabila Pemerintah tidak memenjarakan Ahok © KapanLagi.com/Budy Santoso

10.15.2016

NewsIni Alasan Marwah Daud yang Berpendidikan Tinggi percaya Dimas Kanjeng

1
Psikolog Dr MG Bagus Ani Putra menilai kondisi masyarakat yang mengalami ‘materialistic value oriented’ (MVO) atau menghargai materi secara berlebihan itu menyuburkan fenomena Padepokan “Dimas Kanjeng” Probolinggo yang dipimpin Taat Pribadi.
“Itu sebenarnya bukan fenomena baru, namun MVO itu terjadi sejak era industrialisasi atau sekitar tahun 1970-an,” kata ahli psikologi sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu di Surabaya, Minggu (9/10).
Menurut dosen Fakultas Psikologi Unair itu, MVO (nilai-nilai materialistik) itu menggerus nilai-nilai sosial bangsa Indonesia, seperti gotong royong, sukarela (tanpa pamrih), dan ‘gugur gunung’ (kerja bakti bersama).
“Nilai-nilai itu sudah digantikan dengan materi sebagai ukuran, karena itu fenomena Dimas Kanjeng pun terjadi terus-menerus, meski tidak pernah ada yang terbukti, seperti Uang Logam Bung Karno, Uang Brazil, Peti Nyai Roro Kidul, dan semacamnya,” katanya.
Ditanya solusi untuk keluar dari serangkaian kebodohan dengan fenomena serakah itu, Bagus yang pernah menjabat Kepala Humas Unair itu menyatakan masyarakat seharusnya memberikan sanksi sosial seperti dikucilkan.
“Bukan seperti sekarang yang justru dimaklumi, karena keberadaan Padepokan Dimas Kanjeng yang dimanfaatkan membuka kantin, lahan parkir, menjadi petugas pengaman, dan sebagainya, sehingga Dimas Kanjeng merasa benar dan berterima oleh masyarakat,” katanya.
Secara tidak sengaja, sikap berterima dari masyarakat itu justru menjadi legitimasi bagi Dimas Kanjeng, sehingga dia dapat memiliki tiga modal yakni informational power, media sosial, dan kredibilitas internal-eksternal.
“Modal informational power atau kekuatan informasi adalah informasi yang beredar dari pengikut kepada masyarakat, seperti dia memiliki kehebatan ini-itu, lalu media sosial juga mempromosikan, seperti Youtube,” katanya.
Selain itu, dia juga memiliki kredibilitas internal, seperti jubah, celak, berwajah Arab, dan sebagainya, sedangkan kredibilitas eksternal yang dimiliki antara lain memajang foto bersama tokoh seperti Dahlan Iskan, Jokowi, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah, tokoh agama, dan tokoh pendidikan untuk segera bersikap, karena masyarakat yang menjadi korban semakin banyak dan Dimas Kanjeng juga melecehkan agama, seperti Shalawat Fulus dan Kun Fa Yaqun.
“Pendidikan juga harus berbenah, seperti pendidikan agama tidak hanya mengajarkan agama secara normatif, seperti shalat, puasa, dan sejenisnya, melainkan agama hendaknya diajarkan secara moralitas, seperti ahlak yang ‘rahmatan lil alamin’,” katanya.
Bagus Ani Putra menambahkan pendidikan agama (akhlak) itu penting, karena pengaruh Dimas Kanjeng itu tidak hanya menimpa masyarakat menengah ke bawah, namun juga masyarakat kelas atas dan intelektual, seperti Marwah Daud.
“Kalau orang kaya terpengaruh itu berarti mengalami ‘greedy phenomenon’ atau fenomena keserakahan, sehingga terjadi ‘loss of novelty’ (hilang kenikmatan) dengan uang yang sudah banyak tapi ingin lebih banyak lagi,” katanya.
Sementara itu, kalau orang intelektual yang terpengaruh berarti mengalami ‘mindlessness condition’ atau logika yang turun, sehingga emosi yang naik. Marwah Daud misalnya yang bergelar Doktor dan PhD.
“Emosi naik itu hukum alam atau sunnatullah, sehingga orang marah (negatif) dan orang bahagia (positif) akan menjadi tidak bisa logis. Nah, Marwah Daud mengalami mindlessness condition atau logika yang turun, sehingga emosinya mudah menerima Dimas Kanjeng,” katanya.

10.10.2016

Pengacara Benarkan Mario Teguh 'Dipecat' Kompas TV Gara-gara Kis

Motivator Mario Teguh.Acara Mario Teguh Golden Ways resmi tak lagi mengudara di stasiun Kompas TV mulai pekan depan. Sabtu (1/10/2016) acara tersebut tayang untuk terakhir kali.
Banyak spekulasi yang muncul dengan dihentikannya tayangan sang motivator. Berdasar pengakuannya di akun instagram pribadinya @marioteguh, dia menghentikan acara bukan karena diputus kontrak melainkan sudah waktunya istirahat karena usianya yang sudah menginjak 60 tahun dan ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama sang istri, Linna Teguh.
Vidi Galenso Syarief, kuasa hukum Mario membenarkan dihentikannya acara tersebut adalah efek munculnya Kiswinar, lelaki yang mengaku anak biologis Mario, di acara talkshow Hitam Putih di Trans 7.
"Itulah kerugian yang ditimbulkan Kis di Hitam Putih," ujar Vidi kepada suara.com, Minggu (2/10/2016).
Sayang, Vidi menolak menjelaskan lebih jauh apa yang akan dilakukan Mario setelah tak lagi menjadi motivator.
"Belum tahu ya," ucapnya.
Acara Golden Ways diumumkan berhenti tayang tak lama setelah Kiswinar dan tim kuasa hukumnya mendatangi Polda Metro Jaya untuk membuat laporan terkait penghinaan yang dilakukan Mario. Hal ini dilakukan saat Mario melakukan klarifikasi secara langsung di Kompas TV.
Kiswinar batal jadi melapor karena pihak penyidik masih memintanya melengkapi bukti-bukti.
http://www.suara.com/entertainment/2016/10/02/192709/pengacara-benarkan-mario-teguh-dipecat-kompas-tv-gara-gara-kis?utm_source=facebook&utm_medium=cpm

10.05.2016

Masih Ingat Tata, Janda Tommy Soeharto? Kehidupannya Kini Sungguh Mengejutkan

Apakah anda masih ingat Ardhia Pramesti Regita Cahyani alias Tata, mantan istri Tommy Soeharto (putra bungsu mendiang Presiden Soeharto)?
tata_20160516_121254
Setelah bercerai dari Tommy Soeharto, Tata memang bak menghilang entah ke mana, namanya tak lagi jadi sorotan media. Namun beredar kabar ia bermukim di Singapura dan AS d sana Tata hidup glamor. Hal tersebut Ini terlihat dalam foto-foto dalam akun media sosial miliknya di Instagram @tatacahyani.
Yang pasti, meski tak pernah lagi jadi sorotan pemberitaan, seperti dilansir dariTribunnews janda cantik dengan tiga anak ini selalu eksis di media sosial, khususnya instagram.
Didukung parasnya yang cantik, kulit putih bersih, rambut indah terurai dan badan semampai, Tata  berhasil mencuri perhatian lewat-lewat pose-posenya yang profesional saat traveling outdoor. Bak seorang supermodel!

10.03.2016

Aaliyah Diisukan Jadi Korban Pencabulan Aa Gatot, Ini Kata KPAI


Rabu, 21 September 2016 00:15 | 

Aa Gatot Brajamusti


Aaliyah Diisukan Jadi Korban Pencabulan Aa Gatot, Ini Kata KPAI
 Bukan hanya soal penyalahgunaan narkoba, kasus Aa Gatot Brajamusti terus merembet dan meluas. Yang terbaru, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tengah menyelidiki terkait dugaan sejumlah anak yang terpapar penyalahgunaan narkotika dan jadi korban tindakan asusila Aa Gatot.
Menindaklanjuti kasus tersebut, pihak KPAI menggali informasi dari diskusi dengan artis Elma Theana. Asrorun, Ketua KPAI menjelaskan pemilihan Elma sebagai kunci lantaran sudah cukup lama berada di padepokan.