4.27.2016

Misteri bengkel engsel di Kalijodo dan kisruh Ahok-Rustam

Kamis, 28 April 2016 09:02
Merdeka.com - Tekad Rustam Effendy mundur dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara tak bisa ditawar lagi. Sejak kemarin, Rustam sudah tak lagi lagi ke kantor Wali Kota Jakarta Utara.

Misteri bengkel engsel di Kalijodo dan kisruh Ahok-Rustam
Kiri- Rustan, kanan-Ahok


Surat pengunduran diri Rustam juga sudah diteken oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ke depan, Rustam bakal menduduki posisi staf Badiklat Pemprov DKI.

Seperti diketahui, mundurnya Rustam terkait perseteruannya dengan Ahok. Perseteruan berawal ketika Ahok menuding Rustam tak becus dalam menyelesaikan proyek penanggulangan banjir.


Hal itu diungkapkan Ahok dalam rapat penanggulangan banjir bersama jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya. Tak cuma itu, dengan nada tinggi Ahok juga menyindir Rustam yang mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Ahok juga bahkan menyebut Rustam memiliki 'geng' yang di dalamnya terdapat perkumpulan pejabat yang hobi main golf. Geng golf itu, menurut Ahok, yang menentukan kenaikan pangkat dan posisi PNS/pejabat di lingkungan DKI.

Ahok sendiri mengakui memiliki ketidakcocokan dengan Rustam. Bahkan ketidakcocokan itu sudah terjadi sejak lama.

Penyebabnya, kata Ahok, karena Rustam tidak cocok dengan cara kerja yang diterapkannya. Lantas sejak kapan ketidakcocokan antara keduanya terjadi?

Mantan anggota DPR ini bercerita ketidakcocokan dengan Rustam terlihat sejak penertiban Kalijodo, Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Saat itu, Ahok ingin menertibkan seluruh bangunan yang ada di lokalisasi itu.

Namun, Rustam justru berkirim surat agar salah satu bengkel engsel tidak dibongkar.

"Sejak dari KBN (Kawasan Berikat Nusantara), Kalijodo. Memang udah ada perbedaan prinsip. Kayak Kalijodo dia kan buat surat supaya bengkel engsel tidak dibongkar. Minta waktu dua bulan," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (26/4).

Ahok mengaku merasa aneh dengan permintaan Rustam tersebut. Ahok menganggap permintaan itu tindakan yang tendensius.

Ahok mengaku tak bisa membayangkan bagaimana pandangan warga ketika dirinya meratakan semua bangunan di Kalijodo, tapi bengkel engsel itu tidak dibongkar. Apalagi, kata Ahok, bengkel itu dimiliki oleh etnis Tionghoa.
"Saya pikir, kamu bisa kebayang enggak kalau Kalijodo diratain ada satu bengkel enggak diratain kamu tafsirannya apa? Makanya saya bilang ini bisa bahaya secara politik, itu bisa dihubung-hubungkan, apalagi yang punya etnis Tionghoa," kata Ahok.

Saat itu, Ahok mengaku menegur Rustam. "Makanya saya tegur dia, kok kamu minta izin enggak dihancurin kok usaha. Ya memang panjang lah ini. Ya enggak apa-apa kita apresiasi kinerja dia," Ahok.
Rustam pun angkat bicara soal pernyataan Ahok yang menudingnya meminta agar bengkel engsel di Kalijodo tak dibongkar. Rustam mengaku memiliki data. Namun demikian, Rustam tak membeberkan data apa yang dimaksud.

"Saya enggak bisa ngomong lewat telepon, susah ngomong lewat telepon. Ini soal bukti dan fakta. Kalau ketemu kamu nanti saya ungkap bagaimananya, saya pegang datanya nanti kamu simpulkan sendiri," kata Rustam melalui sambungan telepon, Rabu (27/4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar