Pertengahan Ramadhan
tensi Politik Jakarta meningkat, dua kandidat yang kan bersaing di Putaran
kedua, Jokowi-Ahok yang menang pada putaran pertama akan berhadapan dengan
Incumbent Fauzi Bowo alias foke yang berpasangan dengan nachrowi Ramli.
Dikarenakan semakin mendekatnya putaran kedua saling serang antar kandidat tak
terelakan.
Seperti diketahui di
media-media, Jokowi diserang dengan memakai Isu Sara yang berkaitan dengan
Cawagub Ahok beretnis China dan berAgama Islam. Jokowi dan Ahok terus
menyangkal dan membantah Isu tersebut dengan melakukan berbabagai kegiatan.
Sebut saja Jokowi melaksanakan Umroh ke tanah Suci Mekah, sedangkan Ahok hadir
dalam pengajian yang dibawa Tokoh Muhamadiyah Din Syamsudin.
Isu yang terus bekembang
ketengah masyarakat menurut saya kurang mempan, mengingat di berbagai
Sosial media masyarakat tidak terpengaruh. Malahan Kubu Foke yang sering
diserang dengan berbagai pernyatan dan melaluil Istrumen lainya. Isu yang
berkembang terus dipantau Timses Foke. Bahkan di Jejaring-jejaring sosial
seperti Facebook, twiiter mungkin juga Kompasiana tidak luput dari Monitor
Incumbent.
Mungkin karena Support
masyarakat yang begitu besar kepada Jokowi sehingga Foke sering disudutkan oleh
pendukung Jokowi. Akibat kenyataan tersebut membuat Timses Foke berang. Melalui
Viva news Tim Advokasi Foke-Nara meminta untuk menghentikan kampanye politik
yang berlangsung di media sosial.
Dasril Efendi Anggota
Tim tersebut mengatakan Kampanye yang berlangsung di Sosial media soal Pilkada
DKI diwarnai dengan Kampanye Hitam. Foke-Nara banyak terkena kampanye negatif
tersebut. Tuturnya kepada Viva news kamis 19 July lalu.
Dasril mencontohkan,gambar
Foke yang disandingkan dengan sosok diktator Adolf Hitler kini menyebar luas ke
publik lewat media sosial. “Media sosial itu tanpa batas ruang dan waktu. Orang
di luar negeri pun bisa ikut komentar meski dia tidak mengerti. Akhirnya
terjadi black campaign,” ujarnya.
Bahkan Dasril meminta
kepada Kementria Komunikasi dan Informasi tersebut untuk memblokir Kampanye
Black Campaign tersebut seperti pernyatan yang dilansir media online tersebut.
“blokir situs Porno aja
bisa, maka seharusnya Black Champaign juga bisa di blokir, kegiatan sosial
seharusnya tidak boleh digunakan untuk melakukan kegiatan Politik”. Tuturnya
kepada Viva News.
Pernyataan Kubu Foke ini
menandakan bahwa Calon yang diusungnya tidak jua mendapat tempat dihati
masyarakat, berbagai isu SARA yang telah dihembuskan tidak juga mengurangi
simpati warga kepada Jokowi-AHOK. Sehingga, Timses Foke mencari cara lain agar
popularitas Jokowi-Ahok semakin menurun. Seperti kita ketahui relawan Walikota
Solo tersebut menguasai hampir 70-80 persen Sosial media, mengingat umumnya
masyarakat sekarang memakai Konten tersebut dan tidak dapat lagi dipisahkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Juga, pernyataan kubu
Foke tersebut memasung demokrasi yang didengung-dengungkan oleh Tokoh-tokoh
Republik ini. Kedengarnnya sangat aneh apabila karena Kampanye Hitam tersebut,
Kominfo memblokir status atau melarang hal-hal yang berhubungan dengan politik di
sosial media. Juga, menandakan bahwa Kubu Foke sedang kalap dan tidak tahu lagi
cara yang harus digunakan untuk membendung Hegemoni Jokowi yang sudah mulai
mengakar di tengah masyarakat Indonesia dan Jakarta khususnya.
Atau, Kubu Foke tidak
membaca sejarah kemenangan Obama di Amerika sana, kemenangan Presiden kulit
hitam pertama dimulai dari media Sosial dan jejaring sosial. Dan andaikan
Kominfo melakukan apa yang di intruksikan oleh Timses Foke, maka dunia akan
menertawakan kita. atau Foke baiknya mundur saja agar energi dan uang tidak
terbuang percuma, dari pada melontarkan usulan yang tak masuk akal.(Sumber
: http://politik.kompasiana.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar